WELCOME TO THE ENGLISH LEARNING CAMP - THE SITE THAT MAKES YOU WRITE. PLEASE DON'T FORGET TO LEAVE YOUR COMMENTS..... English Learning by Writing: 2013

2013/03/19




Kenali Gaya Sosial Istri Anda
Anda saat ini sedang memutuskan untuk bercerai dengan istri Anda? Atau, paling tidak sedang pusing karena sikap istri Anda yang menjengkelkan sehingga hampir setiap hari berhantem dengan istri? Stop! Sebaiknya Anda berpikir banyak kali sebelum cerai  yang Anda pikirkan itu benar-benar terjadi, atau kehabisan energi gara-gara bertengkar terus dengan istri tiap hari. Mungkin saja penyebabnya hanya hal-hal sepele yang tidak Anda kenali.
Jono sudah tiga bulan ini memlilih kos di dekat tempat kerjanya. Ketika ditanya alasannya mengapa ia memilih indekost, padahal lima tahun sudah ia pulang-pergi ke kantor yang jaraknya 20 kilometer itu, jawabannya karena capai. Selidik punya selidik, ternyata ia sedang pusing karena sikap istrinya yang sok kuasa. Sebagai kepala keluarga, Jono merasa kehilangan harga diri. Jono merasa sudah tidak tahan lagi hidup bersama dalam sebuah keluarga. Ia menghindari ‘neraka’ di rumah dengan memilih indekost.
Selama setahun pertama masa perkawinan, sifat istrinya yang sok kuasa itu tak begitu nampak di mata. Mulai tahun kedua sampai tahun kelima Jono berusaha mentolerir sikap istrinya, tetapi saat ini Jono merasa tak tahan lagi. Akibatnya pertengkaran-pertengkaran hampir setiap hari terjadi. “Seandainya saya tidak berat di anak, saya sudah cerai dulu-dulu”, gerutu Jono suatu hari di jam istirahat kantor. “Tetapi karena sudah tak ada kecocokan lagi, yah apa boleh buat. Jalan terbaik cerai!” lanjut Jono menumpahkan kekesalannya.
Kasus rumah tangga di atas memang tidak jarang terjadi. Ada tembang Jawa yang salah satu penggalan syairnya kira-kira berbunyi: wong akrama iku kena pisan luput pisan (orang berumah tangga itu hanya dua kemungkinannya, berhasil atau gagal). Jadi, kalau perkawinan Anda saat ini sedang dalam perjalanan kearah “kegagalan” itu, ada baiknya diteliti kembali penyebab-penyebabnya. Sering kali  penyebab itu timbul karena kita tidak mengenali gaya sosial pasangan kita dan egoisme kita yang menyumbat saluran komunikasi.
Setiap orang mempunyai tipe gaya sosial yang berbeda-beda. Ada 4 (empat) tipe gaya sosial, yaitu:
1.       Tipe gaul (tipe kijang)
Ciri-ciri tipe gaul ini: orientasi ke depan, optimis, energik,  suka hal-hal baru, menyukai model, mudah bergaul, supel, banyak teman
Kekurangannya: tidak disiplin, suka maunya sendiri, sering kurang perhitungan, gampang bosan
2.       Tipe penguasa (tipe macan)
Ciri-ciri:  orientasi pada hasil, ingin menjadi penentu keputusan, pendiriannya kuat
Kekurangannya: maunya menang sendiri, sulit menerima saran, arogan, ingin dominan, sulit bekerjasama
3.       Tipe pemikir (tipe kancil)
Ciri-ciri: orientasi ke masa lalu, teliti, mementingkan data-data yang sudah ada, penuh perhitungan
Kekurangannya: terlalu takut akan resiko, selalu banyak menghitung untung rugi sehingga rencana tak pernah mulai, kurang sosialisasi, agak tertutup
4.       Tipe harmoni (tipe panda)
Ciri-ciri: orentasi pada masa lalu- mas sekarang-masa depan, mudah bekerjasama, tenggang rasa, toleransi, pribadi menyenangkan
Kekurangannya: sulit menolak, tak bisa berkata “tidak”, kurang tegas mengambil keputusan karena terlalu banyak minta pendapat
Tentu saja tidak ada orang yang benar-benar masuk dalam salah satu tipe di atas. Biasanya setiap orang mempunyai gaya campuran dua tipe. Namun demikian campuran gaya itu umumnya terjadi antara tipe gaul dengan tipe kuasa dan tipe pemikir dengan tipe harmoni.
Manakah dari keempat tipe gaya sosial itu yang terbaik? Semua sama baiknya. Dengan demikian, masuk tipe mana pun istri Anda, ia sama sekali tidak jelek. Anggapan bahwa ia tidak baik dan menjengkelkan, semata-mata karena mungkin kita kurang mengenal siapa dia sebenarnya.
Setelah Anda mengenali gaya sosial istri Anda, maka sikap yang diambil adalah proaktif-fleksibel. Artinya kita aktif untuk mengenali sifat-sifat istri dan bersedia menyesuaikan diri kita dengan gaya sosialnya.
Tentu saja agar masing-masing pihak bisa saling menerima gaya sosial masing-masing, perlu diperlancar adanya saluran komunikasi. Tidak malahan mengambil jalan berlawanan dengan mempertahanakan egonya masing-masing.
Sebagai contoh, bila mempunyai istri gaul yang gemar mengajak shopping tiap hari, ada baiknya diajak bicara agar shopping itu sebaiknya dilakukan setiap akhir pekan. Dengan menyampaikan alasan-alasan yang masuk akal niscaya saran itu akan bisa diterima. Dengan demikian pula, dicapailah kesepakatan yang saling menguntungkan sehingga perceraian tidak perlu terjadi dan ‘neraka’ di rumah akan berubah menjadi ‘surga’.
Kesimpulanya: kenali – komunikasikan – sepakati solusi.
gambar:smaslah.wordpress.com

More details...
 
© free template